MUDA PEDIA-“Serambi Mekkah” ya,tidak salah lagi itu sebutan untuk
provinsi Aceh, sebutan yang tidak asing lagi bagi kita masyarakat Indonesia
umumnya. Tetapi tahukah anda asal muasal Aceh disebut serambi mekkah? Dan siapa
yang memberi gelar kepada Aceh Serambi Mekkah ?
Serambi Mekkah bukanlah sebutan yang diberikan oleh
soekarno, soeharto atau oleh ulama-ulama Aceh. Tetapi, serambi mekkah adalah
sebutan yang diberikan langsung oleh Rasulullah SAW sendiri.
Suatu hari syekh Ismail seorang penjaga makam Rasulullah SAW bermimpi
Suatu hari syekh Ismail seorang penjaga makam Rasulullah SAW bermimpi
“wahai syekh ismail bangun olehmu ambil beberapa
surat yang saya simpam di dalam ka’bah baitullah bawakan olehmu akan surat itu
kepada 5 benua di dunia, dimana surat itu bisa dibaca disitulah letaknya
serambi mekah”
Kira-kira begitulah mimpi yang dialami oleh syekh Ismail,
awalnya beliau juga ragu akan mimpi tersebut. Tetapi setelah mengalami mimpi
yang sama sampai tiga kali, beliau langsung beranggapan bahwa mimpi tersebut
benar dari Rasulullah SAW. Keesokan harinya beliau langsung berlayar ke 5 benua
untuk mencari orang yang bisa membaca surat tersebut.
Saat memulai perlayaran mencari orang yang dapat membacakan surat tersebut, beliau berusia sekitar 20 tahun. Benua pertama yang beliau singgah yaitu benua amerika. Disana beliau berputar-putar dari satu negara ke negara lain untuk mencari orang yang bisa membacakan surat tersebut. Namun, tidak ada seorangpun yang dapat mebacakan surat tersebut.
Saat memulai perlayaran mencari orang yang dapat membacakan surat tersebut, beliau berusia sekitar 20 tahun. Benua pertama yang beliau singgah yaitu benua amerika. Disana beliau berputar-putar dari satu negara ke negara lain untuk mencari orang yang bisa membacakan surat tersebut. Namun, tidak ada seorangpun yang dapat mebacakan surat tersebut.
Kemudian beliau melanjutkan lagi perjalanannya ke benua
Afrika di sana beliau kembali mencari orang yang bisa membaca surat yang
ditulis langsung oleh rasulullah. Setiap orang yang beliau temui beliau selalu
menjelaskan “ini surat dari Rasulullah siapa yang bisa membacakan surat ini,
rasulullah mengatakan disitu letaknya serambi mekkah”. Setelah lama menjelajah
ke benua Afrika, sama seperti sebelumnya di benua Amerika beliau tidak
menemukan satu orang pun yang bisa membacakan surat tersebut.
Tinggal 3 benua lagi yang harus beliau jelajah. Kemudian
beliau kembali melanjutkan perjalanannya yaitu ke benua Eropa untuk menunaikan
amanahnya tersebut . Disana beliau kembali menjelajah dari satu negara ke
negara lainnya. Namun, sama seperti sebelum-sebelumnya beliau tidak mendapatkan
satu orang pun yang bisa membacakan surat tersebut. Dan beliau kembali
melanjutkan perjalanan ke benua Australia. Beliau juga tidak menemukan orang
yang bisa membacakan surat tersebut Tinggai satu benua lagi yang harus beliau
bawakan surat tersebut untuk menemukan serambi mekkah yaitu di benua asia.
Di benua asia beliau pertama kali singgah di samudera
(sekarang Aceh) disana beliau bertemu dengan seorang pemuda yang berusia
sekitar 20-an dan syakh ismail saat itu berusia sekitar 100 tahun, sekitar 80
tahun beliau menjelajah dan menjadi
musafir untuk mencari dimana letak Serambi Mekkah sebagaimana yang diamanahkan
oleh Rasulullah SAW. Kemudian syaekh
ismail menjelaskan kepada anak muda tersebut maksud dan tujuannya yaitu untuk
mencarikan orang yang dapat membacakan surat tulisan dari Rasulullah SAW. “boleh
saya lihat?” kata pemuda tersebut. Kemudian setelah dilihat oleh pemuda
tersebut langsung dibacanya dengan jelas dan lancar lengkap dengan makna.
“siapa nama kamu pemuda?” kata syekh ismail. Pemuda tersebut menjawab “nama
saya malikussaleh”
Malikussaleh (Maulana malik ibrahim) yaitu Raja pertama samudera pasai. Kesultanan
samudera pasai juga dikenal dengan samudera, pasai, atau samudra darussalam
yaitu kerajaan islam yang terletak di pesisir pantai utara sumatera, kurang
lebih di sekitar lhokseumawe, Aceh utara sekarang.
Itulah sejarah asal mula sebutan Aceh “serambi mekkah”.
Bukan sembarangan orang yang memberikan nama tersebut melainkan Rasulullah SAW
sendiri yang memberikan gelar tersebut
Author : Muhammad Arif
Source : Ceramah tgk Abdul azis
Source : Ceramah tgk Abdul azis
0 komentar:
Posting Komentar