:::: MENU ::::

Sabtu, 08 Maret 2014



Amerika Serikat Tim peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA) mengungkap bahwa Twitter dan media sosial lainnya dapat digunakan untuk melacak wabah HIV dan ketergantungan narkoba, serta berpotensi membantu upaya pencegahan.

Menguti laman Mashable, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Preventive Medicine dan dilakukan melalui Pusat Perilaku Digital di UCLA ini didasarkan pada setiap tweet pengguna secara geografis.

Dalam hal ini para peneliti mengumpulkan lebih dari 550 juta tweet antara tanggal 26 Mei dan 9 Desember 2012 dengan menganilis beberapa frase kata, seperti `sex` dan `get high`. Kemudian tweet mereka diplot pada sebuah peta dan dianalisa untuk mengecek apakah lokasi tweet tersebut berkaitan dengan daerah yang terserang HIV atau tidak.

Alhasil, para peneliti menemukan hubungan yang signifikan antara pengguna yang men-tweet dan lokasi dengan tingginya jumlah kasus HIV yang dilaporkan. Tapi sayangnya, penelitian itu masih menggunakan data publik tahun 2009. Data itu diharapkan dapat diperbarui untuk memprediksi wabah yang muncul di masa depan.

"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa Twitter dapat digunakan untuk memprediksi perilaku yang berhubungan dengan kesehatan masyarakat dan sebagai metode untuk memantau HIV dan penggunaan narkoba," kata Sean Young, Co-Director Pusat Perilaku Digital UCLA.

Studi ini menunjukkan bahwa California, Texas, New York, dan Florida adalah kawasan dengan proporsi tweet terbesar yang berhubungan dengan risiko HIV. Sementara Washington DC, Delaware, Louisiana, dan Carolina Selatan memiliki rata-rata kapita tertinggi terkait tweet dengan risiko HIV. 

Namun sayangnya, pihak Twitter belum mau berkomentar mengenai temuan ini.

tekno.liputan6.com

0 komentar:

Posting Komentar